top of page

Blog

Writer's pictureQhansa D.

COVID-19 Mengembalikan Sisi Introvert Dalam Diriku

Untuk teman-temanku yang mengira aku seorang Extrovert, percayalah, aku sebenernya seorang Introvert.


Gimana ceritanya?


Oke, aku akan ceritakan sedikit masa kecilku agar teman-teman paham kenapa bisa berubah dari Introvert menjadi Extrovert. Tapi inget, ini semua merupakan pendapat dan pengalaman pribadi ya. Jadi, mungkin tidak berlaku untuk semua orang.


Mari kita mulai ceritanya!


Kisah Kecil Seorang Introvert

Jujur, waktu aku masih kecil, aku gak paham caranya "Bergaul dengan Teman" (mungkin emang ini masalah seorang introvert kali ya? hehe). Karena gak paham caranya, jadi sering dijadiin bahan tertawaan/ejekan teman yang "Gaul" (No Offense ya).


Aku bukan anak yang cantik, populer, pintar juga enggak, jago musik enggak, atau jago di hal-hal lainnya juga enggak. Aku cuma anak BIASA yang suka Gambar dan Olahraga. Anehnya, disaat seorang Introvert ingin mengembangkan skill nya atau ingin belajar sesuatu yang gak pernah dia coba sebelumnya, malah suka diejek sama temennya (ya mungkin kebetulan aja aku lingkungannya kurang mendukung wkwk).


Waktu kecil, disaat kita melakukan kesalahan, bukannya temen kita ngasih saran, lagi-lagi malah disindir. Parahnya, ada dimasa akhirnya jadi korban "Cyberbullying". Pokoknya serba salah deh kalo gabisa bergaul tuh.


Terus, apa yang aku bisa pelajari?

Ini sih udah bisa ketebak lah ya jawabannya: Berubah Menjadi Ekstrovert.


Yap! Satu-satunya cara biar kita gak jadi korban Bullying adalah belajar menjadi orang yang Pandai Bergaul.


Jujur ngomong, emang gak gampang sebenernya haha. Tapi aku bersyukur telah menemukan lingkungan baru yang justru membantu aku untuk berkembang dan belajar menjadi orang yang lebih baik. Bukan malah diledek dan dijauhin.


Begitulah cerita singkatnya kenapa aku bisa bilang "Aku berubah dari Introvert menjadi Extrovert"

Rindu Menjadi Introvert

Menjadi Extrovert itu menyenangkan, tapi, ada gak enaknya juga sebenernya.


Kalo buat aku pribadi, menjadi Ekstrovert itu ada KEWAJIBAN untuk merangkul orang lain, terutama orang yang pemalu untuk berinteraksi dengan orang lain. Karena aku tau, pasti ada rasa "Takut Sok Kenal" kalo misalnya ngajak ngobrol duluan. Jadi, kadang ada orang yang berpikir "Apaan dah ini orang sok asik banget?!".


Ya, itumah wajar aja lah wkwk. Yang penting kan niatnya baik ye gak? HAHA


Karena aku punya kewajiban itu, seringkali aku gak memikirkan diri sendiri (alias gak peduli), malah lebih sering mikirin orang lain. Ya, itu pasti ada sisi positif dan negatifnya sih. Gak salah juga.


Tapi, semenjak hadirnya Corona ini, entah kenapa aku malah bersyukur (maaf teman-teman) karena aku malah lebih produktif disaat aku di rumah, bukan di kantor atau di kampus atau di luar rumah.


Rasanya, menjadi Introvert itu menyenangkan daripada menjadi Ekstrovert. Energiku tidak habis untuk ngobrol sama orang lain, melainkan energiku (yang sama jumlahnya) bisa dialihkan untuk mengerjakan suatu karya, entah video, blog, belajar, dan lain-lain.


Karena, seringkali aku merasa "Kehabisan Energi" untuk mengerjakan hobiku, dan disaat pandemi ini, aku tidak bisa mengeluh atau protes lagi. Toh kan udah di rumah terus.


Tapi, mohon maaf, aku jadinya bener-bener gak mau diganggu oleh siapapun (termasuk orang rumah). Jadi aku matiin HP dan mengunci diri di kamar HEHE.


Kesimpulan

Tulisan ini emang gak jelas kayaknya HAHA. Informatif enggak, tapi curhat iya :P


Intinya adalah menjadi Introvert itu bukan suatu kekurangan. Ya, kalau misalnya mau survive di dunia luar rumah sih HARUS berani menjadi Extrovert (walaupun dikit aja). Masa kalau kamu sendirian diluar kota, harus nunggu orang lain buat nanya kamu? Enggak kan?


Jadi, serunya adalah kalo kita menjadi AMBIVERT (Extrovert+Introvert). Jadi, bisa menyesuaikan keadaan. Karena temen-temenku yang Ekstrovert, sedang menderita karena COVID-19 ini karena gabisa main keluar rumah atau ketemu temen atau nongkrong atau semacamnya. Sedangkan untuk anak Introvert, dari dulu mah kita seneng-seneng aja main di rumah / di kamar masing-masing. Gak perlu ketemu orang lain untuk membahagiakan diri sendiri WKWK.


Banggalah kalian kalau kalian menjadi Introvert/Extrovert/Ambivert. Kalian bisa lebih produktif karena gak ada tuntutan buat keluar rumah untuk ngerjain hal yang menghabiskan waktu (alias lama di jalan).


Oke, sekian blog tidak jelas ini.


Terima kasih telah membaca! :D



Comments


bottom of page